SELAMAT DATANG di MAJELIS ILMU dan REPARASI TEKNIK MESIN ( RTM ).........>>> Blog ini berisi tentang Ilmu Teknik Dan Ilmu Pendukung lainnya .... mudah - mudahan bisa bermanfaat bagi KITA semua... AMIN....AMIN...AMIN....

Senin, 15 April 2013

REGULATOR TELEVISI

REGULATOR TV

Jika Anda belum memahami blok-blok dalam rangkaian smps, sebaiknya baca dulu bagian 1 artikel SMPS ini.
SMPS yang akan diulas di sini mempunyai cara kerja yang sedikit ‘nyeleneh’, lihat saja ouputnya, B+ output diambil langsung dari kaki transformator alias tidak lazim bagi rangkaian power supply pada umumnya. SMPS jenis ini dapat dijumpai di produk TV Panasonic Gold Series. Dengan cara kerja yang sedikit ‘nyeleneh’ tersebut menjadikan SMPS model ini menjadi ‘favorite things’ bagi beberapa bengkel teman Penulis.

Sebelum mengulas cara kerja rangkaian SMPS jenis ini, sebaiknya ditinjau dahulu dua fungsi dasar transistor yaitu sebagai penguat arus dan penguat tegangan. Pada skema-skema smps artikel sebelumnya, transistor digunakan sebagai penguat tegangan (switcher, karena dibias hingga jenuh/switch). Sedangkan pada jenis ini, transistor digunakan sebagai penguat arus.
Pada transistor NPN, transistor berfungsi sebagai penguat arus jika output dari sistem penguatan menggunakan kaki emitor dan kaki kolektor langsung dihubungkan ke tegangan positif (hingga lazim disebut VCC) sebagai masukannya. Jika transistor dalam posisi ini mendapatkan bias (tegangan basis) positif, transistor akan meng-‘emitorkan’ (mengemisikan) tegangan dari kolektor menuju emitor dengan besar tegangan sama dengan tegangan basisnya (lihat rangkaian power supply yang pakai trafo biasa dengan transistor sebagai penguatnya). Karena tegangan yang diemisikan bersumber dari kolektor (yang notabene mempunyai arus lebih besar dari tegangan basis), maka tegangan output pada kaki emitor juga mempunyai arus yang lebih besar pula.
Kembali ke skema di atas, prinsip dasar kerja rangkaiannya adalah penggunaan transistor yang difungsikan sebagai penguat arus, kemudian tegangan keluaran transistor tersebut (yang arusnya telah dikuatkan) nantinya digunakan untuk ‘menggerakkan’ transformator sekaligus sebagai tegangan output dari SMPS. Karena yang ‘diubek’ adalah arusnya, bisa dikatakan smps jenis ini mempunyai output tegangan DC yang terputus-putus, sedangkan cara kerjanya sebagai berikut (singkat saja):
  1. Seperti pada umumnya rangkaian SMPS, tegangan DC 308V dihasilkan dari penyearahan tegangan masukan AC melalui line filter kemudian masuk ke main rectifier dan elko perata (C1 150uF/400V).
  2. Dengan adanya tegangan B+308V, resistor-resistor start-up R1 dan R2 (470K) memberikan tegangan/bias basis pada transistor utama Q1 (2SC4804/2SC5249), karena transistor mendapatkan tegangan basis, maka transistor akan mengeluarkan tegangan pada emitornya yang langsung ‘keluar’ ke output melalui lilitan primer transformator dengan tegangan yang menanjak (semakin membesar).
  3. Dalam waktu beberapa mikrodetik (uS), tegangan yang menanjak tersebut mencapai ambang SCR dan segera memicu SCR D8 (FD312) untuk menghubung singkatkan tegangan tersebut secara cepat (ingat, kaki SCR sebelumnya belum ada tegangan = terdapat beda potensial yang cukup untuk memicu).
  4. Karena tegangan output ‘dikonsletkan’ sesaat oleh D8 (SCR FD312), maka secara otomatis terbentuk magnet pada inti transformator (T1, C1C6A) yang segera terdemagnetisasi karena transistor kehilangan bias (bias dihilangkan oleh transistor Q3 (2SC3940A), proses tersebut berulang-ulang hingga akhirnya smps berosilasi dan mengeluarkan tegangan pada masing-masing lilitan sekunder trafo. R11 (100/2W) dan C11 (100n/100V) berfungsi sebagai penentu frekuensi kerja smps dan menjaga smps tetap berosilasi.
  5. Untuk menghindari ‘penanjakan’ yang berlebih, D5 (AU01Z), C5 (470p/500V), R12 (22), ZD1 (MA4062-6V2), C10 (47uF/50V), Q2 (2SA1512) dan R3 (220) membentuk rangkaian limiter/pembatas yang mempertahankan tegangan output pada nilai yang ditentukan. Dalam standby maupun kondisi ON, rangkaian ini tetap difungsikan. Karena rangkaian limiter sudah bekerja, maka tegangan output menjadi tidak cukup untuk memicu D8 FD312 (ingat, trafo hanya bisa dimagnet jika diberi tegangan, bukan dilewati tegangan).
  6. Untuk menjaga siklus osilasi tetap berjalan yang notabene harus dengan beban, R16 (470/2W) merupakan komponen yang bertanggung jawab untuk memberi beban smps ini ketika standby. Ketika ON, beban dipindah ke transistor horisontal dan flyback oleh relay.
  7. Ketika mode ON, beban dipindah ke beban sesungguhnya oleh relay dengan melewati dioda penyearah, dioda tersebut menyearahkan selisih tegangan yang ada di sistem sasis input/outputnya. Karena setiap dalam satu siklus osilasi, smps dikonsletkan oleh beban sehingga muncul tegangan selisih pada groundnya. Selain itu, dioda ini juga sebagai isolator agar rangkaian smps (primer) selalu dalam potensial positif (ingat, yang diubek-ubek tegangan DC lho…!!!).
  8. Rangkaian error amp, terdiri dari IC1, SE090-NLF4, Q3 (2SC3940A), optocoupler (PS2051-1) dan komponen pasif pendukung lainnya (jelasnya baca skema). Rangkaian error amp ini menjaga tegangan output tetap stabil pada 90V. Tegangan error yang keluar dari SE090 memberikan bias pada optocoupler OP1 (PS2501-1) sehingga opto mengalirkan tegangan dari kolektor ke emitor yang akhirnya menuju ke basis Q3 (2SC3940A), sehingga Q3 dapat mengontrol/menahan tegangan basis pada Q1 (2SC4804), semakin tinggi tegangan yang masuk ke basis Q3, semakin rendah outputnya. Sedangkan tegangan kolektor optocopler diambil dari tegangan dari B1-2 (lilitan sekunder) dan tegangan yang melalui D4.
  9. Yang menarik adalah mengapa harus butuh boost-up??? Ketika tegangan boost-up tidak ada (TFB tidak bekerja misalnya) dan smps diberi beban mengakibatkan tegangan output turun dan rangkaian error amp tidak lagi mampu mempertahankan tegangan outputnya. Karena smps masih mendapatkan tegangan start-up (oleh resistor-resistor start up) secara otomatis osilasi tetap berlanjut (dengan super beban tentunya), alhasil, ada suara kriiiiiiik pada trafonya. Jika diperbesar, prosesnya adalah, start – out ada – out drop (karena beban) – start lagi – out ada – out drop …… dan seterusnya. Begitu juga tegangan dari sekunder B1-2, juga mengalami hal yang sama. Untuk mengatasi hal tersebut, dibuatlah lilitan L1 (sekitar 3 s/d 4 lilit) yang digulungkan di trafo flyback dengan maksud untuk mem-boost rangkaian smps segera setelah TFB bekerja. Karena adanya tegangan boost (yang dari TFB), tegangan dari resistor-resistor startup secara otomatis tergantikan dari tegangan boost tersebut.
Komponen Vital


Dalam sistem smps, semua komponen adalah vital. Tetapi persyaratan utama smps adalah stabilnya tegangan output juga cukupnya arus. Jika mengamati skema, sistem kerja di atas dan persyaratan tersebut, dapat ditemui beberapa komponen yang kritis/vital yaitu :
  1. C10 (47/50V), elko ini berfungsi sebagai perata/penampung tegangan bias Q2 (2SA1512) yang menurut skema transistor tersebut digunakan untuk membatasi tegangan outputnya (bersama-sama dengan ZD1 MA4062-6V2), jika ada gangguan pada elko ini, pembatasan tegangan output akan ‘bergeser’. Tegangan pada elko ini sebelumnya melalui R12 (22) sehingga R tersebut juga sangat penting. Jika elko kering, tegangan output akan naik.
  2. Q1 (2SC4804), transistor final ini harus dipilih dari transistor yang mempunyai karakteristik yang cocok untuk penggunaan penguatan arus. Tidak semua transistor smps cocok untuk tugas ini (pemilihan tipe alternatif harus teliti).
  3. Optocoupler (OP1 PS2501-1), sebelumnya mungkin sudah bertanya-tanya, optocouplernya kok tidak umum seperti pada TV-TV lainnya, PS2501-1, jika dilihat dari skemanya optocoupler ini memberi tegangan bias kepada Q3 (2SC3940A) dengan besar tegangan sesuai dengan inputnya (output dari SE090N). Ketika standby, tegangan bias ini harus tidak ada. Jadi, optocoupler yang ‘bocor’ sedikit saja, dapat mengganggu kerja dari SMPS ini.

Tips Perbaikan dan Troubleshooting


  1. Mencoba/mengetes smps sebaiknya menggunakan cara mengetes smps seperti yang diulas dalam artikel Cara Aman Mengetes Power Supply (SMPS).
  2. Lepaskan trafo, kemudian tes semua komponen-komponen yang terdapat pada bagian primer termasuk dioda-dioda penyearah pada sekunder trafo. Cek juga apakah ada beban yang konslet. Jika ditemukan beban yang konslet, perbaiki dulu yang konslet tersebut baru lanjutkan kembali ke bagian smps.
  3. Ganti komponen-komponen yang rusak dengan nilai yang sama, untuk transistor, dapat menggunakan tipe lain dengan catatan sama karakteristiknya. Untuk penggantian elko (2 biji), sangat dianjurkan walaupun berkesan masih baik.
  4. Jika dirasa beres semua, kembalikan trafo, lepas beban B+ yang menuju ke TFB, kemudian ‘paksa’ standby smps dengan melepas salah satu kaki koil relay. Kemudian hidupkan power supply.
  5. Jika tidak ada masalah, akan terbaca tegangan 20V dan 40V pada sekunder dan sekitar 20V pada B+90V.
  6. Jika smps masih mengerik, mungkin ada beban yang konslet, cek IC AN78M05.
  7. Jika smps berbunyi ciit panjang diiringi dengan output rendah (kurang dari normalnya, cek optocoupler.
  8. Kembalikan paksaan standby, kemudian hidupkan power supply, secara normal, tegangan output akan sedikit menurun, 20V terbaca sekitar 15 s/d 18V, 40V terbaca sekitar 35V. tegangan ini dapat dipengaruhi oleh gambar/beban TFB karena pengaruh boost-up.
Alternatif Komponen Pengganti

  1. Optocoupler : PC817 (sharp) bisa dipakai, jangan menggunakan optocoupler yang jika dites antara kaki kolektor dengan kaki emitornya dengan skala 1/10K, ada resistansi (jarum bergerak), misalnya P721 atau P621.
  2. Elko 47/50V, gunakan yang mempunyai suhu kerja tinggi (lihat pada kemasan) dan kualitas yang baik, jika tidak ditemukan, bungkus elko dengan shrink isolator atau tinggikan kaki-kakinya (penempatannya).
  3. Transistor utama, dapat menggunakan 2SC5249 atau tipe laen yang fungsi dan karakteristik sama.
Tegangan 35/40V

Pada sasis gold series, tegangan sekunder 40V ini hanya dipakai untuk tegangan VT tuner, zener pada jalur tegangan ini sering short (karena naiknya tegangan yang disebabkan keringnya elko 47/50V), sedangkan untuk mencari penggantinya, di beberapa daerah mungkin tidak ditemukan. Sebagai alternatif lain, zener tidak perlu dipasang (dilepas), tetapi perlu ditambahkan zener 33V pada jalur 33V setelah R820/2W.
-terima kasih dan semoga bermanfaat-

 http://bengkeltvsanyir.blogspot.com

Rabu, 20 Maret 2013

Regulator tv cina

Bahasan lengkap tentang Regulator Tv Cina
harga yang ekonomis dan terjangkau membuat tv cina banyak dicari oleh konsumen terlebih lagi sudah banyak beredar tv buatan lokal yang menggunakan mesin cina dan crt monitor 2nd dengan harga yang lebih murah dibanding produk cina asli. dan terlepas dari semua itu dari berbagai macam merk tv cina belum diketahui kualitasnya dan tidak jarang yang mengalami kerusakan.

beberapa waktu lalu kita sudah membahas jenis kerusakan yang sering terjadi pada TV merk cina, pada post kali ini akan membahas lebih dalam  tentang macam-macam kerusakan dan solusi perbaikan pada bagian regulator mesin tv cina :

lihat gambar !!



Bahasan lengkap tentang Regulator Tv Cina


kerusakan yang sering terjadi pada regulator mesin tv cina :

  • Regulator tidak bekerja kerusakan pada R520&521 yang melar/putus, V517/V512/V511 short, C507/C517 melar dan C516 retak.
  •   Tegangan tidak stabil kerusakan pada N501 dan RP511
  •   Tegangan over kerusakan pada R522melar/putus dan V533 short
  •   Kerusakan short V513 dapat menyebabkan rusaknya V512 atau sebaliknya
  •   Kerusakan C517 dapat menyebabkan kerusakan V512.
  • TR jebol/short karena suhu yg terlalu panas dan juga karena ada komponen pendukung yg rusak seperti elco.
  • Gunakan TR yg paling sesuai  Seperti D2498/D1710/C5088(14, 20 dan 21 inch), C5296, C5297, C5299 untuk 29 inch dan TR drivernya C3807/ C2655.
  • Tegangan naik, R 47K, 100K, 150K Pada rangkain Adjusment putus/melar.
  • Pertama start tegangan normal lama2 tegangan naik, TR A1015 yg sudah melemah.
  • TR A1015 short mengakibatkan power suply tidak bekerja / swicth, sering karena kena radiasi petir.
  • Kadang TV bisa hidup kadang drop, kadang hidupnya gambar menyempit dan tidak sinkron, ganti Trimpot 2K2.
  • Pertama On TV bagus setelah beberapa detik layar menutup seperti IC vertical rusak terus membuka dan seterusnya scara bergantian, kerusakan pada dioda IN4148 untuk tegangan umpan balik.
  • Tegangan tidak mau keluar padahal semua komponen bagus, ganti optocoupler.
  • Tegangan Drop dan bergetar disertai bunyi derik pelan pada travo inverter, ganti optocoupler.
  • Kerusakan optocoupler juga mengakibatkan TR jebol.
  • Tegangan Drop bisa juga karena C 681 2kv hangus.
  • Tegangan normal, TV pun menyala normal TR tidak panas tapi tiba2 TR jebol disebabkan R1K2 putus untuk bias minus ke kaki basis TR drive C3807.
  • Elco kering sehingga TV tidak bisa ON / B+ drop, atau ada gangguan pada gambar.

selengkapnya lihat tabel.



Bahasan lengkap tentang Regulator Tv Cina

Instalasi mesin tv Cina

Petunjuk Instalasi Dan Cara pemasangan Mesin TV Cina

cara merakit mesin tv cina
Mesin tv cina
Petunjuk Instalasi Dan Cara  pemasangan Mesin TV China - Mesin Cina dirancang dan diciptakan 100% secara spesial dan total untuk kemudahan dan kepraktisan anda dalam instalasi di dalam pesawat televisi secara mudah dan menggunakan waktu dan tenaga yang sangat singkat dan ringan.

Setiap pembelian mesin tv biasanya disertakan juga remot, Buku petunjuk, Kabel power dan terminal AV.


PCB TV MINI WANSONIC menggunakan bahan komponen dengan standar kualitas tinggi untuk teknologi TV terkini. semua komponen utama menggunakan kualitas no 1 dan asli.

Sejalan dengan waktu, seri produk PCB TV MINI WANSONIC akan selalu terus mengalami perubahan dan peningkatan segi kualitas dan fasilitas untuk menjadi yang terbaik demi kepuasan anda secara total!

Petunjuk Instalasi / Pemasangan PCB TV MINI WANSONIC :

  1. Pemasangan kabel defleksi yoke. Pastikan resistansi horizontal yoke anda antara 1 ohm - 2,2 ohm, bila tidak, rubah atau ganti yokenya . Hubungkan warna merah dan biru ke bagian horizontal ( 1 - 2,2 ohm ). Hubungkan warna hijau dan kuning ( hitam dan putih ) ke bagian vertikal ( 5 - 25 ohm ). Pasang konektor defleksi yoke pada konektor yang sudah tersedia di PCB Chassis TV secara benar. Pemasangan yang terbalik akan merusak IC vertikal LA 78040 atau R vertikal 180 ohm
  2. Hubungkan kabel ground dari tabung ke pin yang terletak di PCB socket CRT, Pastikan kabel ground tersambung dengan benar ! Apabila tidak, IC Program bisa rusak karena hubungan arus pendek !!!
  3. Hubungkan kop flyback ke tabung CRT dengan benar dan hati-hati. kebocoran pemasangan atau kelonggaran dapat merusak PCB Chassis secara total
  4. Hubungkan kabel antena, panel tombol , sensor remote, dan panel AV dengan benar
  5. Hubungkan power switch ke PCB Chassis TV, dan nyalakan TV
  6. Pada waktu anda melepaskan semua koneksi dari PCB ke tabung TV ( CRT ), setelah pemasangan atau tes, SISA TEGANGAN dari Flyback Transformer harus dibuang terlebih dahulu ke GROUND tabung TV. Apabila anda membuang / menetralisir sisa tegangan Flyback Transformer ke bagian mesin manapun, maka dapat terjadi pada IC Program / IC gambar / Tuner atau bagian regulator
  7. Sisa tegangan 180 volt pada pcb socket RGB juga harus di buang terlebih dahulu ke GROUND tabung TV untuk menghindari kerusakan pada PCB CHASSIS TV

Petunjuk untuk batas KELEBARAN dan KETINGGIAN batas gambar HORIZONTAL& VERTIKAL :

  1. Pada posisi FACTORY , tekan tombol CALL, untuk mengeluarkan pattern KOTAK KECIL HITAM atau PUTIH, pastikan lebar pattern kotak antara kiri dan kanan sama dan seimbang.
  2. Apabila gambar kurang lebar atau terlalu lebar, gunakan 5 pilihan horizontal yang terletak disebelah Flyback Transformer. Pilihlah salah satu pin horizontal ( PIN kabel yoke warna merah ) yang terbaik untuk ukuran lebar gambar yangambarg pas.
  3. Apabila gambar masih kurang atau terlalu lebar sedikit 0,5 - 1,5 cm kiri dan kanan, ganti C bagian kolektor dengan nilai yang lebih besar atau lebih kecil secara bertahap, Pastikan kapasitas tegangan kapasitor 1600 - 2000 volt. Perubahan kapasitor harus dengan hati-hati dan benar.
  4. Apabila gambar kurang lebar atau terlalu lebar lebih dari 4 -5 cm, gunakan tambahan TRAFO YOKE WANSONIC ( opsional ) untuk mengatasi kekurangan atau kelebaran gambar tanpa merubah kapasitor apapun.

PERHATIAN : Perubahan C bagian kolektor horizontalharus dilakukan secara benar dan hati-hati untuk menghindari kelebihan panas yang dapat merusak bagian horizontal PCB CHASSIS TV.

Petunjuk untuk DATA SERVICE - F MODE :

  1. Dari REMOTE tekan tombol di dalam lubang ( disebelah kanan bawah ) berulang-ulang ( 2 - 3x ) atau Tekan tombol MENU berulang kali sampai pada posisi SEARCH / CARI SALURAN.
  2. Tekan tombol P+ / P- untuk memilih TARGET PO S. Tekan angka 2438 atau 6483 atau 6568 atau secara berurutan, maka F 0 akan tampil.
  3. Pada posisi F MODE :
  4. Gunakan tombol P+ /P- dan V+ / V- untuk memilih dan merubah nilai yang diiginkan.
  5. Gunakan tombol 1 -7 untuk masuk ke menu DATA SERVICE F1 - F7.
  6. Gunakan tombol SLEEP untuk menampilkan 4 jenis TEST SIGNAL ( BLACK, WHITE, BOX PATTERN ).
  7. Untuk keluar dari DATA SERVICE F MODE tekan DISP berulang-ulang.
  8. Untuk akses F8 - F15, pada posisi F7, tekan 2438 atau 6483 atau 6568.
  9. Untuk akses F16, pada posisi F8, tekan 6483, adjust VCEN ke 20, apabila diperlukan untuk mengatasi blocking hitam pada bagian bawah layar, pada CRT 14" - 21" / 25" - 34" .

Petunjuk untuk SETTING LOGO DISPLAY :

  1. Pada posisi Audio Video ( A/V ), tekan kode 2483 atau 6483 atau 6568 . Gunakan tombol MENU dan P+, P-, V+, V- untuk pengaturan setting LOGO.
  2. Setelah selesai tekan tombol DISP 1x untuk menyimpan setting logo.

Petunjuk untuk GAMBAR TERKUNCI atau CHILD LOCK :
Untuk menghilangkan posisi gambar ter-KUNCI, tekan tombol CALL 1x, kemudian tekan & tahan tombol CALL untuk kedua kalinya lagi sampai gambar KUNCI di layar hilang.
Tekan & tahan tombol CALL selama kurang lebih 7 detik, dan lepaskan, maka layar akan terkunci dengan ditandainya gambar KUNCI di sebelah kiri bawah layar.

PERHATIAN :
Sebaiknya semua nilai asli setting DATA SERVICE dicatat & disimpan terlebih dahulu. Perubahan nilai setting yang tidak benar baik di RGB atau yang lainnya, dapat mengakibatkan gangguan di PCB Chassis TV.

Uuntuk memperbaiki kerusakan pada IC 24C08 akibat dari setting data service yang salah, IC 24C08 dapat diganti langsung dengan yang baru tanpa perlu untuk diprogram terlebih dahulu. pastikan IC 24C08 yang akan digunakan adalah 100% BARU & KOSONG tanpa isi apapun. Setelah diganti, nyalakan PCB Chassis seperti biasa, kemudian IC 24C08 akan terprogram secara otomatis.

INFORMASI DETAIL UNTUK FACTORY SETTING WARNA GAMBAR DI F2 :
Nilai ini hanya sebagai acuan dasar ! Untuk hasil warna gambar yang terbaik, setting RGB harus disesuaikan dengan kondisi tabung TV ( CRT ) masing-masing !
RC 32
GC 32
BC 32
GD 64
BD 64
SB -10
PV 0

INFORMASI DETAIL UNTUK FACTORY SETTING BAGIAN PRODUCTION MENU ( P.MENU ) :
FO / FACTORY SETTING 1
SUBJEK KETERANGAN STANDAR

H.PHAS GESER HORIZONTAL 27
V.SIZE PENGATURAN UKURAN VERTICAL 20
V.POS PENGATURAN POSISI VERTICAL 0
V.LIN PENGATURAN LINE VERTICAL 20
V.SC PENGATURAN VERTICAL SYNC 9
HBOW PENGATURAN H BOW 50 Hz 7
HPARA PENGATURAN H PARA 50 Hz 0 Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Itulah Tips Petunjuk Instalasi Dan Cara  pemasangan Mesin TV China  semoga bermanfaat.